Gubernur Rohidin Mersyah menerima Anugerah Dwija Praja Nugraha pada Peringatan Hari Guru Nasional dan HUT ke-76 PGRI Provinsi Bengkulu di Gedung Balai Buntar Bengkulu, Selasa (30/11).
Ini merupakan sebuah penghargaan dari guru untuk kepala daerah yang memiliki perhatian dan komitmen sangat tinggi terhadap pembangunan pendidikan, profesionalitas dan kesejahteraan guru serta PGRI.
“Setiap orang pasti jadi murid, namun tidak semuanya menjadi guru. Peran guru sangat besar, ketika kita memberikan perlindungan kepada guru, memperhatikan kesejahteraan guru maka sesungguhnya kita memikirkan masa depan bangsa. Tentu, di balik penghargaan yang diterima ini, ada tanggung jawab moral yang dibebankan untuk membangun dunia pendidikan,” ujarnya saat memberikan sambutan.
Lebih lanjut, Rohidin menegaskan kesejahteraan guru menjadi perhatian serius terutama guru Honorer PTT/GTT. Oleh sebab itu, dirinya mengambil kebijakan khusus di Bengkulu sejak tahun 2019 terkait kesejahteraan para Guru honorer, termasuk penjaga sekolah, petugas kebersihan sekolah diberikan SK Gubernur dan diberikan honor sesuai kemampuan daerah 1 juta rupiah.
“Kesejahteraan guru juga perlu diperhatikan, untuk menciptakan kualitas pendidikan yang baik. Bagaimana menciptakan inovasi jika kesejahteraan saja belum tercukupi. Untuk itu kebijakan penyetaraan pendapatan ini perlu dilakukan. Kemudian, seluruh PTT juga didaftarkan di BPJS Ketenagakerjaan untuk memberikan perlindungan kepada Guru. Hal ini juga sudah disampaikan agar para Bupati/Walikota melakukan hal yang sama pada Guru PAUD, SD, dan SMP,” terang Gubernur ke-10 Provinsi Bengkulu ini.
Terakhir, menyikapi perekrutan guru sebagai pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K), sesungguhnya bagus namun perlu dievaluasi kembali untuk Guru yang sudah bertahun-tahun mengajar. Sebab tes CAT yang dilakukan, sungguh memberatkan para Guru tersebut.
“P3K bagi guru yang masa kerja 10 tahun atau lebih sesungguhnya sudah teruji sebagai pendidik (tidak perlu dilakukan tes kembali), dan bisa saja langsung diberikan SK. Karena tes yang dilakukan tidak sesuai, tidak relevan dengan kondisi kemampuan, pengalaman serta sejarah pendidikan Guru tersebut. Mungkin untuk guru yang masih baru dapat dilakukan tes CAT tersebut,” tutup Rohidin
Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Prof. Unifah Rosyidi menyampaikan Bengkulu memiliki Gubernur yang sangat peduli pada dunia pendidikan, oleh sebab itu PGRI memberikan Anugerah tertinggi kepada Gubernur Bengkulu.
“Bengkulu sangat beruntung, Gubernurnya sangat peduli pada pendidikan. Beberapa kebijakannya sangatlah membantu, begitupun perhatiannya akan kesehatan para guru di masa pandemi dengan menggelar vaksinasi secara serentak,” jelas Unifah yang pernah menjadi dosen di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Sementara Ketua PGRI Provinsi Bengkulu Haryadi menyampaikan komitmen dan perhatian Gubernur Bengkulu dalam membangun dunia pendidikan sangat pantas mendapatkan apresiasi.
“Rasa bangga dan haru, sejarah pertama Gubernur di Provinsi Bengkulu mendapatkan penghargaan tertinggi dari PGRI. Atas kepedulian dan komitmennya pada dunia pendidikan di Provinsi Bengkulu,” terangnya.
Tahun 2021 ini PGRI memberikan Anugerah Dwija Praja Nugraha kepada tiga gubernur serta enam bupati dan satu walikota. Di antaranya, Gubernur Jawa Barat, Gubernur Jawa Timur, Gubernur Bengkulu, Walikota Sawahlunto, Bupati Siak, Bupati Banyuasin, Bupati Pati, Bupati Landak, Bupati Gorontalo, dan Bupati Kolaka Utara.